Saben jam songo mlaku² nang pinggire ril
Lek sampean mampir Jombang ojo lali
Mlimpir nang Mojosongo ngincipi sego kikil
Kalau gak nyambung parikan diatas biarkanlah 😂😂😂 di Jombang emang gak ada yang terlalu menonjol. Istilah bekennya adalah identitas. Surabaya punya monumen Suro-Boyo. Bandung ada Gedung Sate. Yogyakarta, jangan ditanya silahkan pilih.
Namun kalau bicara kuliner, jangan pandang sebelah mata dulu. Identitas di Jombang sangat jelas. Bila Madiun ada pecelnya (selain Kota Gadis) dan di Makassar ada Coto. Maka di Kota Kebo Kicak ada Sego Kikil gaes.
Kikil merupakan bagian dari pada kaki sapi (silahkan dikoreksi bila salah). Lumrah dimasak lodeh. Baik lodeh nangka, manisa, atau pepaya. Lantaran lidah orang Jombang cenderung suka pedas, yakin jika anda menjajal sensasi itu pasti tajam terasa.
Penyajiannya tak menggunakan piring. Sering kali memakai daun pisang yang ditakir atau pincuk. Kalau menyantapnya dilengkapi juga dengan lauk berupa daging sapu atau jeroannya. Tinggal memilih selera anda.
Buka dari sore hingga petang atau dini hari. Seperti saat ini saya masih kebagian untuk menambal lapar akibat telat makan. Kalau soal harga, silakan cek saja di postingan saya sebelumnya.
Rasanya kurang afdol kalau ke Jombang gak makan sego kikil. Wong Gus Dur aja suka. Kenapa anda tidak? Yuk silakan datang dan menjajal sendiri.
Selamat Hari Toleransi!